Rabu, 17 September 2014

MAKALAH PERAWATAN PAYUDARA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap wanita pasti menginginkan bentuk payudara yang ideal dan menarik, maka tidak  jarang kita mendengar beberapa wanita memilih untuk tidak menyusui buah hatinya  dikarenakan kekhawatiran payudara akan menjadi kendor. Tidak hanya itu, keinginan seorang ibu untuk menyusui buah hatinya kerap kali terhambat oleh ketidak nyamanan yang timbul saat proses menyusui, seperti misalnya akibat gangguan kecil seperti bayi sulit menghisap ASI, payudara lecet dan lain-lain. Kondisi-kondisi tersebut kerap menyurutkan niat bunda untuk memberikan ASI pada si kecil. Dan hal tersebut sangatlah disayangkan, karena ASI merupakan gabungan nutrisi penting dengan proporsi ideal dan bentuk yang paling mudah diserap oleh bayi, yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang bayi.
Beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan payudara saat menyusui, sehingga bunda bisa memberikan ASI pada bayi tanpa perlu merasa cemas. Perawatan payudara yang perlu dilakukan berupa pemijatan payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting payudara agar bersih dan tidak mudah lecet, serta memperlancar produksi ASI.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui gambaran umum mengenai anatomi fisiologi payudara serta perawatan payudara pada ibu nifas
2.      Tujuan Khusus
a         Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
b        Mengetahui cara perawatan payudara pada ibu nifas
c         Mampu  perawatan payudara pada ibu nifas
d        Mampu melakukan perawatan payudara dengan penanganan tertentu



C.     Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana melakukan Perawatan Payudara pada ibu nifas agar dapat memberikan ASI pada bayi secara baik“

D.    Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan untuk mendapatkan sumber-sumber teoritis yang berhubungan dengan perawatan payudara pada ibu nifas.
Sistematika Penulisan digunakan untuk menyusun urutan makalah secara lebih rinci dan jelas, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari penulisan makalah ini, maka penulis menguraikan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Tujuan, Rumusan Masalah, Metode Penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis, meliputi Anatomi dan Fisiologi payudara , Konsep Perawatan pada ibu nifas
BAB III Penutup, meliputi Kesimpulan dan Saran.











BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Anatomi Dan Fisiologi Payudara
1.      Anatomi payudara
Anatomi dan fisiologis laktasi
anatomi payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
a.    Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung   membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)

b.   Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.

c.    Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).

puting 1
Gambar 2. Bentuk
puting susu normal
puting 2
Gambar 3. Bentuk
puting susu pendek
puting 3
Gambar 4. Bentuk
puting susu panjang


puting 4

Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik













2.      Fisiologis laktasi
reflek fisiologi menyusui
skema reflek pada laktasi

Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI Biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen dan progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancer.
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan reflek aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.
a.       Reflek prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca oersalinan, yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.        

b.      Reflek let down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.Kontraksi.dari.sel.akan.memeras.air.susu.yang.telah.terbuat, keluar.dari.

B.     Konsep Perawatan Payudara
1.      Pengertian Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari.  Perawatan payudara untuk ibu nifas yang menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah hati.

2.      Etiologi Perawatan Payudara
Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding  yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan-makanan buatan untuk bayi yang diramu menggunakan teknologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan ASI.

ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembangan organ. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, betapa banyak keunggulan yang diberikan ASI, maka perawatan payudara perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini juga karena  untuk menunjang pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif, payudara yang sehat dan terawat baik, mampu melancarkan produksi ASI. Hal ini membuat proses pemberian ASI menjadi lebih mudah baik bagi ibu maupun bayi.
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
Ø Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
Ø Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
Ø Untuk menonjolkan puting susu
Ø Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
Ø Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
Ø Untuk memperbanyak produksi ASI
Ø Untuk mengetahui adanya kelainan

3.      Cara Perawatan Payudara
Persiapan alat untuk perawatan payudara
a.       Handuk 2 buah
b.      Washlap 2 buah
c.       Waskom berisi air dingin 1 buah
d.      Waskom berisi air hangat 1 buah
e.       Minyak kelapa/baby oil
f.       Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
g.      Baki, alas dan penutup
Pelaksanaan
a.         Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
b.         Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
c.         Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
d.        Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
e.         Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak
f.          Ambil kapas dan basahi dengan minyak dan kemudian tempelkan pada areola mamae selama 5 menit kemudian bersihkan dengan diputar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_yOrktWsURvwFVL7mhEiUyscYatntUDw4AXXk9Kr5T4WieQawCv-taT7YIRk3AdB5HDw07d2OizgPnqj84OJYIvQ40rLFBS37qwthzPPV_9KXSpBrlHFuscAO_T3do_NGLgDbmqHwpXLk/s1600/scan0006.jpg
g.         Kedua tangan diberi minyak dengan rata kemudian lakukan pengurutan


1.      Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara, gerakan tangan ke arah atas pusat ke samping, ke bawah kemudian payudara diangkat sedikit dan dilepaskan, lakukan 20-30 kali.
pijat urut payudara




2.      Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke puting susu, dilakukan 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantianpijat urut payudarapijat urut payudara.








3.      Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan dari arah pangkal ke puting susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
pijat urut payudara
h.         Kompres dengan air hangat, kemudian dengan air dingin secara bergantian diakhiri dengan air hangat selama 5 menit
i.           Bersihkan payudara terutama bekas minyak
j.           Pakailah  BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui) dan yang menyangga buah dada atau langsung susui bayi.
Penggunaan BH Pada Perawatan Payudara
Menggunakan BH

4.      Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
a.       Puting susu kedalam
b.      Anak susah menyusui
c.       ASI lama keluar
d.      Produksi ASI terbatas
e.       Pembengkakan pada payudara
f.       Payudara meradang
g.      Payudara kotor
h.      Ibu belum siap menyusui
i.        Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet

5.      Penatalaksanaan
a.      Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua sisi puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan pada puting menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting ke satu arah. Ulangi sampai beberapa kali dan dilakukan secara rutin.

b.      Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.

c.       Penanganan  puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa mengistirahatkan 24 jam pada payudara yang lece dan memerah ASI secara manual dan di tampung pada botol steril lalu di suapkan menggunakan sendok kecil . Olesi dengan krim untuk payudara yang lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.

d.      Penanganan Pada Payudara Yang Terasa Keras Sekali Dan Nyeri, Asi Menetes Pelan Dan Badan Terasa Demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras, juga sedikit nyeri. Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam batas wajar. Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, maka tubuh memerlukan cairan lebih banyak. Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai dengan 10 gelas sehari.

e.       Perawatan Ibu Nifas Dengan Payudara Bengkak Karena Bayi Meninggal
Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk perawaatan payudara agar air susu keluar dengan lancar.
Adapun penyebab payudara bengkak antara lain yaitu karena adanyan proses menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan. Penggunaan Bra ( BH ) yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.

Penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu, keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas, nyeri . ASI di dalam saluran payudara tidak keluarkan.

Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh : payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.

Ada 3 cara untuk penatalaksanaan pada payudara bengkak karena bayi meninggal :
a.       Pengosongan isi payudara dengan tangan ( memerah ).
b.      Pengosongan dengan pompa payudara.
c.       Pembalutan mamae dan pemberian obat estrogen untuk supresi seperti tablet lynoral dan parlodel. ( Marilyn E.Doenges. 2000. Hal 10)



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari.  Perawatan payudara untuk ibu nifas yang menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah hati.
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
1)      Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
2)      Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
3)      Untuk menonjolkan puting susu
4)      Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
5)      Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
6)      Untuk memperbanyak produksi ASI
7)      Untuk mengetahui adanya kelainan


B.     Saran
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca beserta penulis. Khususnya pada para calon-calon ibu untuk mengetahui bagaimana merawat payudara yang benar. Serta bagi para mahasiswa keperawatan pada umumnya.